Sunday, March 21, 2010

Home » » Budidaya tanaman BAWANG DAUN

Budidaya tanaman BAWANG DAUN

Sunday, March 21, 2010

Jenis bawang daun yang baik diusahakan adalah sebagai berikut: Bawang prei (Allium porum L) Di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak berumbi dan daunnya lebih lebar dari jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan liat, bagian dalam daun pipih, Kucai (Allium schoercoprasum) Kucai adalah jenis bawang daun yang cukup terkenal sebagai bahan sayuran. Daunnya kecil-kecil, panjang, pipih, dan berwama hijau tua. Daun berlubang kecil. Berbeda dengan bawang prei yang tak berumbi, kucai berumbi meskipun kecil-kecil sekali. Bawang semprong atau bawang bakung (Allium fistulos,sum) Daunnya berbentuk bulat panjang. Berlubang seperti pipa. Kadangkadang berumbi juga, tetapi kecil. Varietas bawang semprong yang banyak ditemukan di pasar antara lain sinyonya rarahan yang dapat menghasilkan bawang daun 10,8 ton/ha di dataran rendah dan silih besar yang rata-rata produksinya di dataran rendah 11,0 ton/ha.
Manfaat
Aroma dan rasanya yang khas membuat sayuran ini banyak digunakan sebagai campuran masakan.
Syarat Tumbuh
Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Dataran rendah yang terlalu dekat pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan bawang daun menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Di daerah dataran rendah produksi anakan bawang daun juga tak seberapa banyak. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Daerah tersebut sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budi daya bawang daun. Bila tanah bersifat asam lakukan pengapuran pada saat pengolahan tanah. Jenis tanah yang cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung yang mengandung pasir.
Pedoman Budidaya
Benih / bibit Bawang daun bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani Indonesia menggunakan setek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya. Pilihlah induk yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Tetapi untuk jenis bawang daun impor bibit yang digunakan adalah dari biji yang dibeli di toko pertanian. Umumnya jenis bawang daun introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik diperbanyak dengan tunas anakan atau dari biji hasil penanaman sendiri. Kelemahan bibit asal biji ialah panen bisa lebih lama l bulan daripada dengan bibit asal tunas anakan. Kebutuhan setek untuk 1 ha areal penanaman bawang daun ialah 200.000 setek. Benih asal biji kebutuhannya sebanyak 1,5-2 kg/ha. Bibit asal setek anakan bisa langsung ditanam ke lahan. Akan tetapi, terlebih dahulu kurangi perakaran dan potong sebagian daun untuk mengurangi penguapan. Apabila menggunakan biji, lakukan persemaian untuk mendapatkan bibit. Caranya, cangkul tanah persemaian sampai gembur. Tambahkan pupuk kandang sepertiga bagian lapisan olah. Kemudian taburkan benih secara merata, tak perlu dalam cukup 0,5-1 cm dari permukaan tanah. Tutupi dengan lapisan tanah tipis-tipis. Seminggu kemudian bibit tumbuh. Biarkan hmgga memiliki 2 atau 3 helai daun, baru dipindah ke lahan, Penanaman Bawang daun memerlukan daerah perakaran yang gembur. Jadi, sebaiknya tanah dicangkul dahulu sedalam 30-10 cm. Tambahkan pupuk kandang. Buat bedengan selebar 1,5-2 m. Panjangnya sesuai kondisi lahan. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm dengan lebar sekitar 30 cm. Gunakan jarak tanam 20 x 25 cm atau 20 x 30 cm. Bibit asal biji yang sudah disiapkan maupun tunas anakan bisa ditanam dengan cara dipendam. Buat lubang kecil, masukkan bibit ke dalamnya dalam posisi tegak lurus. Tutupi dengan tanah. Tekan sedikit tanah di sekeliling batang agar sedikit padat. Selesai ditanam basahi tanah dengan penyiraman. Saat musim hujan cocok melakukan penanaman bawang daun karena sayur ini toleran terhadap curah hujan tinggi. Awal musim penghujan atau awal musim kemarau juga tak jadi masalah. Yang penting di musim kemarau ada air untuk menyiram,
Pemeliharaan
Gulma yang tumbuh di areal pertanaman harus disiangi. Sambil melakukan penyiangan lakukan pendangiran. Tanah digemburkan karena mungkin terjadi pemadatan akibat penyiraman air dan proses pengeringan oleh sinar matahari. Bila terlihat tanah kekurangan air maka perlu dilakukan penyiraman. Lakukan penyiraman hingga tanah di sekitar pertanaman cukup basah dan merata. Selain langkah pemeliharaan di atas kita perlu pula menimbun bagian bawah batang. Naikkan tanah di sekitar batang agar pangkalnya tertutup. Penimbunan memberikan wama putih pada batang bagian bawah sehingga memberikan penampilan yang menarik dan kualitas yang prima. Pemupukan: Dosis pupuk kandang yang ditambahkan saat melakukan pengolahan tanah ialah 10-15 ton/ha. Selain itu, tambahkan pupuk yang mengandung unsur nitrogen tinggi, seperti Urea, dengan dosis 200 kg/ha. Urea diberikan pertama kali saat tanaman berumur 21 hari sebanyak setengah dosis. Sisanya yang 100 kg diberikan lagi saat tanaman berumur 42 hari. Pupuk diberikan di dalam,larikan 5 cm di kiri dan kanan batang.
Hama dan Penyakit
Hama yang sering diternukan di areal penanaman bawang daun antara lain ulat tanah (Agrotis ipsilon). Hama ini bisa membuat tanaman rebah. Pangkal batang yang diserang akan memperlihatkan bekas gigitannya. Bisa juga batang sampai terpotong hingga putus. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida Dursban 20 EC dengan dosis 2-3 ml/i air. Daun-daun yang berlubang sering disebabkan oleh ulat penggerek daun (Spodoptera eaygua). Saat tanaman masih kecil imagonya meletakkan telur di daun, dan ulatnya yang menetas memakan daun terutama dari bagian pinggir dan bawah. Pengendaliannya dengan menyemprotkan insektisida Azodrin 2-3 cc/1 air atau Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/1 air. Adapun penyakit yang merusak tanaman bawang daun ialah busuk batang lunak. Penyebabnya ialah cendawan Erwinia carotovora. Cirinya batang yang terserang busuk, basah, dan mengeluarkan bau tak enak. Penyakit yang berbahaya ini belum ditemukan cara pengendaliannya yang tuntas. Pergiliran tanaman diharapkan dapat memutus daur hidup penyakit. Begitu pula pemeliharaan lahan sayuran agar tidak kotor atau terlalu lembap.
Panen dan Pasca Panen
Sekitar umur 2 bulan, bawang daun sudah layak dikonsumsi. Bila menggunakan bibit asal biji maka waktu dihitung sejak tanaman mulai dipindahkan ke lahan. Satu hektar lahan mampu menghasilkan sekitar 100 kwintal sayur segar. Bawang daun biasanya dicabut semua bagiannya, termasuk akar. Bila anakan hendak ditanam lagi sisakan sebagian di lahan. Buang sebagian akar dan bagian daun yang layu atau busuk. Gabungkan rumpun yang daunnya besar dengan yang besar. Rumpun yang berdaun kecil digabungkan dengan yang kecil. Bila hendak diikat dalam suatu ikatan besar, beri alas terlebih dahulu di bagian luar. Alas inilah yang diikat bukan daun bawangnya langsung. Bawang daun tak dapat disimpan berlama-lama. Oleh karena itu, harus sesegera mungkin dibawa ke pasar agar mutunya masih baik ketika dijajakan ke hadapan konsumen.

Budidaya Tanaman Lainnya:



 
Copyright 2011. vitroculture.blogspot.com . All rights reserved